Rabu, 21 Oktober 2020

 

KONSEP BUDAYA KERJA INDUSTRI BAGI LULUSAN SMK

Oleh: Undang Iman Santosa*)

*) Kepala SMKN 1 Cikalongkulon – Kab. Cianjur dan Pengurus MKKS SMK Kab. Cianjur

Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah mempersiapkan peserta didik terutamauntuk bekerja pada bidang tertentu (UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Saat ini relevansi pendidikan SMK dengan dunia usaha dan dunia industri di Indonesia masih rendah. Masih banyak lulusan pendidikan SMK yang tidak bekerja atau bekerja tidak pada bidangnya. Hal ini merujuk pada Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2018 masih cukup besar yaitu sebesar 8,92% (Sakernas 2016-2018). Pendidikan dan proses belajar di pendidikan SMK harus dirancang agar menyerupai tempat kerja di dunia industri dan atau dunia usaha, baik peralatannya, sarana prasarana pendukungnya, keterampilan penggunaan alat kerja dan mesin produksi, maupun budaya kerjanya.



Menghadapi tantangan revolusi 4.0 SMK harus terus berkembang secara dinamis dan mampu menyelenggarakan pendidikan berbasis kompetensi. Dibutuhkan komitmen yang tinggi agar pendidikan di SMK mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia sebagai tenaga kerja produktif dan profesional yang diakui secara nasional dan internasional.

 


Ciri budaya kerja di industri adalah budaya kerja yang produktif, disiplin, peduli, tanggungjawab, dan jujur dengan sikap kerja yang benar agar selamat dan sehat dalam bekerja. pendidikan SMK, dengan berbagai kondisi dan situasi yang ada, membuat siswa menjadi kurang dapat beradaptasi dengan tempat kerjanya kelak. Budaya kerja pendidikan di SMK masih belum terdapat keselarasan, kesesuaian dan kecocokan antara budaya kerja yang dibutuhkan didunia industri dengan ketersediaan lulusan pendidikan SMK. Salah satu sebabnya adalah karena proses belajar mengajar belum mengarah kepada pemenuhan kebutuhan pasar kerja, dan hal ini membuat serapan lulusan menjadi agak rendah.

Pengetahuan tentang proses produksi, mesin dan alat produksi, kualitas produksi masih kurang mencukupi kebutuhan industri. Keterampilan kerja juga masih perlu ditingkatkan, untuk mengantisipasi perubahan, sikap kerja pendukung, keterampilan kerja dengan selamat, sehat, dan nyaman masih jauh dari harapan, misalnya kebiasaan dalam menerapkan K3 dan 5S. Kekurang lengkapan ini ternyata ada di

peningkatan pengetahuan kerja, ketrampilan kerja, dan terutama di sikap kerja. Sikap kerja yang baik akan menimbulkan perilaku kerja yang aman, sehat, dan produktif. Perilaku kerja yang diulang-ulang akan menjadi kebiasaan kerja yang baik, sesuai kebutuhan dunia kerja. Kebiasaan kerja yang sudah terinternalisasi dan dilakukan secara mandiri, otomatis, tanpa harus diperintah atau diberi hadiah, akan menjadi karakter kerja. Karakter kerja yang sama dimiliki oleh sekelompok pekerja atau sekelompok siswa dalam komunitas kerja tertentu, atau SMK tertentu disebut budaya kerja. Budaya kerja

adalah soft skill yang dimiliki oleh sekelompok calon pekerja (yang di SMK) agar mampu mengoptimalkan hard skill nya dalam produksi. Profil lulusan SMK yang memiliki budaya kerja selaras dengan permintaan dunia industri dan atau dunia usaha, akan meningkatkan serapan. Perlu pengembangan budaya kerja di SMK yang sesuai kebutuhan dunia industri dan dunia usaha, sebagai dunia kerjanya kelak.

Secara operasional tahapan pembudayaan kerja di lingkungan SMK yang selaras dengan budaya kerja industri adalah sebagai berikut: :

1.   Analisis kebutuhan industri dan SMK; Analisis kebutuhan siswa dan orang tua;

2.   Penyusunan tata nilai yang sesuai dan selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri;

3.   Proses meyakinkan dan komitmen bahwa tata nilai tersebut penting dan layak diterapkan di SMK;

4.   Menyusun tata tertip atau pedoman perilaku bagi siswa, guru dan pendampingan oleh orang tua;

5.   Menyusun mekanisme pembiasaan perilaku dan penguatan karakter;

6.   Menyusun mekanisme monitoring dan evaluasi secara rutin;

7.   Menyusun mekanisme penyempurnaan tata nilai dan tata tertib secara berkelanjutan sesuai perubahan tuntutan dunia kerja;

8.   Melengkapi sarana prasarana dan peralatan pendukung penerapan budaya kerja industri di SMK;

9.   Pengulangan proses pembudayaan secara siklus dan perbaikan secara terus menerus.

Budaya Kerja di industri ada yang bersifat universal, sehingga hal tersebut sangat bisa diadopsi untuk diterapkan di SMK sebagai hal yang bersifat dasar, sehingga nanti kalau masuk ke industry manapun mungkin akan menemukan beberapa kesamaan. Berhubung masalah Budaya Kerja itu bukan hal yang bersifat instan maka perlu dimulai sejak dini dan dalam waktu yang cukup lama serta didukung oleh lingkungan sekitar. Di sekolah bisa diaplikasikan selama 2 tahun dan didukung dengan lingkungan keluarga juga sebagai penguat, sehingga bisa menjadi bagian dari kehidupan siswa pendidikan SMK dan secara perlahan mampu membentuk karakter atau kepribadian.

Pembentukan budaya kerja memerlukan proses yang panjang, Dimulai dari karakter kerja individu yang baik yang menjadi kebiasaan dan akhirnya membentuk karakter kerja secara kolektif yang disebut budaya kerja 

Nilai – nilai dan Budaya Kerja

Nilai dan budaya kerja merupakan bagian dari revolusi mental untuk mewujudkan manusia yang berintregitas. Mau bekerja keras dan semangat bergotong – royong. Terdapat lima nilai – nilai dan budaya kerja yang ditetapkan sebagai acuan para karyawan untuk dipahami dan diamalkan dalam bekerja, bersikap dan berkontribusi dalam pengembangan industri. Nilai budaya kerja industri terdiri dari :

1.   Integritas

2.   Profesional

3.   Produktif

4.   Kompetitif

5.   Inovatif

Manfaat Penerapan Budaya Kerja Industri di SMK

Budaya kerja yang baik mampu meningkatkan produktivitkerja yang tinggi dari perorangan anggota organisasi dan pada gilirannya bisa meningkatkan produktivitas organisasi. Penyelarasan budaya kerja industri untuk Pendidikan SMK, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas antara lain lulusan yang lebih kompeten, lulusan yang lebih siap memasuki dunia kerja, mampu beradaptasi secara cepat dengan budaya industri dan mengurangi benturan budaya yang keras sehingga mencegah atau mengurangi stress kerja. Budaya kerja sebuah Pendidikan SMK yang kuat juga akan mempengaruhi atau menular ke masyarakat, bisa Pendidikan SMK yang lain, orang tua/keluarga, industrI tempat kerja alumni dan sebagainya.

 

#SMKBISA #SMKHEBAT #VOKASIKUAT_MENGUATKAN INDONESIA

“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain” (HR. Bukhori)


 


Cianjur, September 2020

Penulis

#UIS_Channel

 

  KONSEP BUDAYA KERJA INDUSTRI BAGI LULUSAN SMK Oleh: Undang Iman Santosa *) *) Kepa...